Perempuan dan Perasaan #1


Perempuan dan Perasaan#1

Oleh: Rifa Nurafia
Perempuan sadar atau tidak memiliki rasa dan perasaan yang terkadang melebihi ketakutan. Perasaanya bisa menjadi membabi buta dan mencaci maki. Perasaan yang dimiliki perempuan bisa memiliki sinyal kuat kebaikan atau malah menjadi malapetaka. Sadar atau tidak perasaan dalam diri perempuan kuatnya melebihi yang ada di laki-laki. Katanya perempuan lebih menggunakan perasaan daripada logika. Bisa jadi itu benar, sebab terkadang perempuan lebih banyak melihat sesuatu menggunakan rasa dirinya; perasaan yang muncul untuk dirinya saja tanpa pernah memikirkan rasa atau perasaan yang lain. Tidak sepernuhnya benar, tapi bisa diuji dengan kalian para perempuan mengambil keputusan dan memberikan sebuah respon terhadap apa yang dialami.
Perasaan begitu melekat sebab keberadaanya menjadi banyak mendominasi dalam diri perempuan. Perasaan adalah segala sesuatu yang dirasakan dengan pancaindera. Lewat perasaan yang ada dalam diri, emosi itu muncul dan hadir. Perasaan bisa menjadikan diri meluapkan banyak emosi. Dari perasaan itu banyak meluapkan berbagai bentuk emosi. Pada hakikatnya perlu diingat emosi itu bukan hanya ungkapan marah dan kesal atau berbagai hal yang mengarah negatif. Luapan emosi itu bentuk reaksi yang mungkin sifatnya bisa lebih subjektif.
Perempuan terkadang memandang berbagai hal berdasarkan perasaan dirinya, menyampingkan sisi lain di luar dirinya, sehingga timbul rasa tidak terkendali. Sadar atau tidak bukan berarti menyudutkan perempuan dan perasaan, melainkan terkadang subjektivitas dalam diri perempuan lebih menonjol dan berbanding lurus dengan reaksi yang diluapkan pada emosi. Misalnya, rasa ketakutan dan kehilangan seseorang dalam diri yang tidak terkontrol dan berlebihan malah justru membuat diri perempuan mudah terpengaruh pikiran buruk, membabi buta dan malah justru membuat dirinya punya rasa curiga, atau ketakutan akan sesuatu yang belum terjadi malah membuat dirinya melakukan sesuatu dengan menerka-nerka hasil yang kemudian bisa saja berekspetasi, atau merasa dirinya lebih dari yang lain sehingga melupakan kalau dirinya juga pernah salah melakukan sesuatu. Contoh lain juga misalnya dalam mengambil penilaian terhadap sesuatu perempuan sering merasa selalu kurang cantik dibandingkan yang lain, perasaan tidak seperti perempuan lain membuat para perempuan berlomba-lomba mengunggulkan dirinya. Padahal, itu hanya rasa ancaman diri perempuan untuk terkalahkan dengan perempuan lain. Lantas apa yang didapat dari perasaan itu? Tidak ada, kecuali perempuan lebih dominan menggunakan dan mengambil langkah dengan perasaan bukan dengan kefektifan serta hasil dari sebuah keputusan.
Perempuan dan perasaan; subjektivitas yang melekat membuat diri mereka merasakan segala hal berdasarkan versi dalam diri sendiri saja. “apa-apa rasanya kok seperti ini, ih kok gak sesuai ya, ih perasaan sedih mulu, ih perasaan takut ini dah, ih perasaan kurang, ih si itu mah sukses ya, ih si itu mah kok begitu ya, ih si itu mah enak ya, ih kenapa ya, kenapa”, itu mungkin celotehan rasa negatif yang sering terdengar atau malah justru diri kita sering mengucapkan itu, menggunakan perasaan secara berlebihan kadang baik atau kadang buruk. Tergantung luapan emosi yang ditimbulkan, itu merugikan atau malah membantu.
Perempuan yang lebih banyak menggunakan perspektif perasaan dirinya terkadang bisa membuat dirinya merasa benar dan seluruh dunia salah. Pernah mendengar istilah “perempuan selalu benar”. Sadar atau tidak perempuan terkadang tidak ingin merasa dirinya salah (silakan tanya pada diri kalian sendiri), perasaan itu lebih dominan pada aspek apapun, perasaan tidak mau salah karena merasa bahwa dirinya superior. Tidak salah, jika apa yang dimaksud beralasan dan tepat. Tapi akan menjadi kurang tepat jika perasaan itu selalu terbawa dalam menyikapi masalah yang melibatkan orang lain. Bukankah kita tidak bisa membaca situasi berdasarkan rasa yang kita miliki saja.. Mengapa? Sebab apa yang rasa dalam diri ada, belum tentu sama juga dengan keadaan yang timbul.
Selamat mengatur perasaan 😊
bersambung~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudahkah Berterima Kasih Pada Dirimu?