Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

TERKURUNG PRASANGKA #3

Terkurung Prasangka Episode 3 oleh: Rifa Nurafia Aku begitu sadar bahwa kau memang sempat menganggapku sebagai wanita, sebentar. Setelah itu, kau terlihat berlalu dan melupakan perasaan itu. Kau memendamnya dan tanpa sadar kau justru menancapkan teka-teki padaku. Sadarkah kau, bahwa perempuan yang sedang kamu hadapi punya dendam dan ambisi yang tinggi. Ah, sudahlah dijelaskanpun kau tidak akan paham. Kau tidak pernah anggap aku lebih dari sekedar teman dan adik. Akhirnya perasaan ini meletup selalu memaksa untuk diutarakan. Tau kah kau? Menjadi aku yang memendam seperti malam-malam dingin yang terus berusaha menghangatkan diri setiap aku harus menangis. “Aku benci padamu, saat ini.” gumamku setiap kali rasanya aku meminta penjelasan pada diriku sendiri. Tapi sepertinya aku kehilangan kendali dan siang ini tiba-tiba berteriak di meja kerjaku. “Husssh, kenapa?” April menyadarkanku. “Eh, engga-engga. Aku cuma lagi kacau pikiran aja.” Jelasku padanya. “Kamu sepertinya baru

PEREMPUAN DAN PERLAWANAN #2

PEREMPUAN DAN PERLAWANAN #2 Rifa Nurafia Why, If I am Woman? Pertanyaan di atas yang muncul pada pikiran setelah mengenal banyak manusia dan usia sudah bukan lagi remaja. Kemudian, terlontarkanlah juga kalimat “kamu tuh perempuan.” yang selanjutnya disusul dengan narasi bersubjektif mengkerdilkan perempuan ketika memutuskan untuk “berpendidikan”. Pernyataan yang seolah menjadi pelemahan. “ngapain sih sekolah tinggi, ujungya di dapur.” “jangan tinggi-tinggi sekolah, nanti cowok minder.” “udah jangan pilih-pilih nanti susah jodoh.” “saya minder deket sama kamu loh.” “cape-cape kuliah, ujungnya cuma urus anak dan suami.” “mikirin karier mulu, cowok pada mundur karena kamu ketinggian gaji.” “perempuan mah harus patuh, nurut, ini, itu.” “kalau jadi sarjana Cuma kerja jadi A, B, C, mending kaya kita aja atuh sama aja hidupnya.” “udah 25 tahu, cepet nikah, nanti jadi perawan tua.”   Itulah kalimat yang sedikit banyak terlontarkan pada beberapa perempuan. Pada

2.06

2.06 Kau tahu rasanya terbangun tengah malam menangis? Kau tau rasanya, menangis tanpa jeda lalu kau menyadari bahwa terabaikan? Atau jiwamu ingin melenyap tapi kau tidak pernah bertemu api? 02.33 Kau Kau Kau Kau Kau Tau Kah Rasanya Pikiranmu Penuh dengan impian Dan itu tentang seorang anak manusia.

Cerpen

Pengkhianatan Menunggu Karya: Rifa Nurafia Detik itu aku melihat wajah penyesalan.   Sayup-sayup heningnya keramaian toga dan duri buket bunga sepertinya menyakitakan. Sore itu bersama langit yang berwarna biru dan cerah ada kekesalan dalam balutan yang berjanji berusaha saling memantaskan, mungkin jika bisa berteriak dan berkata kecewa itu akan terlontar dari mulutnya. Tapi kenyataanya,tetap bersikap tegar seperti karang yang sebenarnya jika terkikis air lautpun akan rapuh. **************************** Di sebuah dusun, di pedesaan Yogyakarta. Aku, Gus, dan Ratna bersahabat sejak dari kecil. Posisi kekerabatan aku dan Gus memang menjadi kedekatan tersendiri. Aku memanggil Gus dengan Mas dan Gus memanggilku dengan Lee. Aku dan Gus sepupuan dari pihak ayah, tapi aku dan Ratna pun masih ada kerabat meski sangat jauh. Ratna cucu dari adiknya nenek pihak ibu. Semenjak dari SD sampai SMP aku dan Gus selalu satu sekolah, Hanya Ratna diantara kami berdua yang tidak pernah satu sek

21.21

21.12 Cukup sadar Mencintai lelaki dengan penuh ambisi Dengan itu Perempuan berusaha untuk layak untuk dipilih 21.13 Aku Aku Aku Akan Buat Kau Memandangku Dan Tumbuh Bersama Sebagai Manusia Yang Bijak Dalam Pikiran Dan Perbuatan