Hidup Kedua #JCDB3
HIDUP KEDUA
Mengingat beberapa tahun ke belakang tepatnya tahun 2017. Tahun di mana
secara pribadi merasakan hidup untuk kedua kalinya. Saat itu, tahun di mana
saya kehilangan sahabat saya, sekaligus pengalaman pertama menyaksikan
sakaratul maut dan kematian di depan mata. Rasanya jika mengingat itu, ternyata
ada alasan mengapa sampai hari ini masih tetap hidup; iya kita belum bisa beri
kebaikan pada lingkungan sekitar, Tuhan belum ambil nyawa karena barangkali
kita perlu menebar kebaiakan. Semoga ada kebaikan yang bisa diambil dari diri
ini.
Satu bulan setelah kehilangan salah seorang sahabat, saya di diagnosa
mempunyai penyakit yang harus disembuhkan dengan minimal 6 bulan bolak balik ke
rumah sakit. Hancur rasanya saat itu, hampir beberapa bulan terbaring di tempat
tidur. Saya masih mengingat betapa rasanya setiap detik jadi berharga. Sampai
saat ini, jika mengingat masa itu, berasa hidup untuk yang kedua; untuk menjadi
lebih baik. Saya masih mengingat bisa terlelap tidur jika mendengarkan suara murotal dari handphone.
Saya menulis ini, bukan untuk mendapatkan empati. Tapi untuk yang sedang
merasa terpuruk dalam keadaan paling buruk atau yang sedang kalut dalam
berbagai macam problematika kehidupan, agar percaya bahwa kita tetap bisa
bahagia dalam keadaan apapun.
Hidup kedua saya maknai juga sebagai langkah menuju perubahan yang baik.
Hidup yang kedua artinya saya maknai sebagai sebuah perjalanan bahwa kita
manusia yang bernyawa akan mati. Kematian adalah kepastian. Terlepas dari
apapun yang terjadi dalam hidup, kita manusia bisa berbahagia dengan sedikit
meredamkan rasa takut, menenangkan diri dari egois, lalu terlelap pada rasa
berterima pada segala hal.
Jatuh cinta pada dirimu dan temukan kamu yang bahagia.
#jatuhcintadenganbeda
Komentar
Posting Komentar