PEREMPUAN DAN PERLAWANAN


PEREMPUAN DAN PERLAWANAN
*Rifa Nurafia

Ada hal yang menjadi sangat penting untuk dilawan oleh perempuan, yakni pemikiran-pemikiran dan relasi kuasa soal keseluruhan diri perempuan oleh sesama perempuan. Mulai dari standar kecantikan, standar mode baju dan gaya rambut, standar model pekerjaan, dan keseluruhan kehidupan perempuan seolah masuk dalam relasi kekuasaan dominan aturan adat kebiasaan masyarakat. Pernah mendengar kalimat:
”IH PEREMPUAN JANGAN TINGGI-TINGGI SEKOLAH NANTI SUSAH JODOH.”
“IH, PEREMPUAN NGAPAIN SIH BERKARIR, ANAK ITU URUSIN”
“UDAH UMUR 25, KOK BELUM NIKAH?”
atau lebih mendalam lagi lontaran soal standar kecantikan:
“IH, MUKANYA JERAWATAN YA SEKARANG.”
 “KOK GENDUTAN, MASIH KURUS AJA.”
Ucapan-ucapan tersebut terkad terucap bukan dari lawan jenis saja, tetapi dari kaum perempuan itu sendiri. Sadar ataupun tidak kadang perempuan juga berpandangan hanya berdasarkan kesaaman yang melekat pada diri dia. Terkadang ketika sesuatu sedikit saja berbeda dari kebiasan dan norma yang ada pada dirinya, pemikirannya langsung merenggutkan dahi dan berpikir “kok dia gitu ya.”  
          Kepercayaan diri bahkan banyak terkikis dari cibiran dan pemikiran isi kepala kaum perempuan juga, padahal rangkulan untuk mengubah pandangan harus dilawan secara bersama oleh perempuan; perempuan yang bertubuh pada diri kamu ataupun pada tubuh perempuan lain. Mari kita singkirkan stigma yang memojokan perempuan oleh perempuan juga.  (Dari perempuan; untuk perempuan; oleh perempuan) pemikiran itu yang harus dibangun dan terus menjadi landasan prinsip perempuan.
 Lawan dan buktikan bahwa tidak pernah ada aturan dan stigma yang benar-benar tetap, bahwa perempuan juga punya peran dalam hal apapun, perempuan yang berbadan; kurus-gendut., yang berambut; pendek, panjang, keriting, ikal., yang menjadi; ibu rumah tangga, bekerja., yang beragama dan tidak beragama., yang berkerudung;  syar’i dan tidak syar’i, bercadar dan tidak bercadar., ataupun segala aturan oposisi kehidupan di dalamnya. Perempaun punya kekuatan untuk melawan! Lawan dan buka potensi diri sendiri serta perempuan lain di sekelilingmu.  
Pandang perempuan disekelilingmu dengan pemikiran tanpa standar apapun, tanpa diskriminasi apapun. Beri ruang pemikiran diri sendiri bahwa setiap perempuan terlahir dengan segala potensi berbeda tanpa perlu melebeli diri dengan standar dan relasi kekuatan dominan. Sudah cukup bias gender yang terlahir dari sikap-sikap patriaki yang ada dalam masyarakat, mari lawan dan bangun percaya diri lebih melangit! STOP MERENDAHKAN SESAMA PEREMPUAN OLEH PEREMPUAN JUGA!  MARI TERUS BELAJAR!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudahkah Berterima Kasih Pada Dirimu?