~TERIMA KASIH (BAGIAN CINTA DENGAN BEDA) “aku selalu mencintaimu hari ini dan hari-hari selanjutnya” Hari ini dalam kalut dan semrawut peliknya kehidupan dunia, ada seorang yang menunggu untuk disapa, ada seorang yang begitu bangga selalu ada untukmu, tetap percaya bahwa berkali-kali jatuh dan gagal kau akan tetap bangkit, berkali-kali menangis; kau akan tetap bahagia, berkali-kali tersungkur; kau akan bangun, berkali-kali murung; kau akan selalu tersenyum. Percayalah, dia selalu akan ada, jadi baik serta menjadi orang yang paling mencintaimu di dunia. Dia itu dirimu sendiri. Dirimu yang kau kadang sebut payah, dirimu yang tidak pernah kau sapa, bahkan dirimu yang kau sendiri tidak pernah jujur. Kehilangan dirimu yang utuh bisa membuat semua jadi kacau. Bercermin dan lihat pantulan dirimu, berdialoglah, berterima kasihlah, dan cintai dia. Di hadapanmu, orang itu adalah wujud kasih dan cintanya Allah sama manusia. Bentuknya lengkap dengan panca indra. Dia berwujud di d...
Sudahkah Berterima Kasih Pada Dirimu? Akhir-akhir ini menemukan cara agar timbul sebuah semangat untuk diri sendiri. Kadang kita terlalu fokus dengan target dan harapan jangka panjang, sampai lupa bahwa ada diri sendiri yang perlu dibahagiakan. Sejak memasuki semester akhir ini, sering mengalami banyak hal dan pengalaman. Entahlah, mungkin karena semakin dewasa atau karena keadaan banyak berubah, diri kita dituntut untuk memasuki dunia kehidupan yang penuh tanggung jawab, tekanan, serta harapan-harapan yang harus segera terwujud. Sampai rasa down itu sering muncul. Tidak tentu arah dan harus apa yang dilakukan serasa membingungkan. Terkadang merasa bahwa diri sangat tertinggal dari kebanyakan orang. Rasa-rasa khawatir serta bingung itu sering menghampiri, tapi terkadang sulit diungkapkan. Memang benar, rasa takut dan khawatir bisa menyebabkan apapun menjadi terlihat seperti lambat dan berhenti, bahkan tak berarah. Pernahkah kalian merasa kehilangan semangat dan bingung m...
Aku berjalan lalu ternyata terlalu lambat. Semuanya sudah hampir mencapai akhir, tapi itu hanya pandanganku saja, ternyata masih banyak yang juga berjuang. Kamu tidak sendirian! Aku menikmati dan berusaha untuk tidak menyalahkan diri. Tidak, kamu tidak lambat sedikitpun. Aku tidak pernah suka dengan kekuatan yang menghilangkan kejujuranmu pada diri sendiri. Jujur saja, tapi selepas itu nikmati dengan tenang. Aku menikmati payahku dalam lelah yang tidak berbentuk, dalam rintangan yang semakin memuncak, dalam doa yang juga semakin mendekat. Allah hanya menyuruh ikhtiar, lalu selepas itu bersyukur. Tidak, tidak untuk dibandingkan dengan kecepatan sampai lebih dulu.
Komentar
Posting Komentar